Liputan Rakyat Indonesia// Garut – Gegap gempita uforia timses pemenangan O2 Pasangan Syakur-Putri mulai meredup menggeliat gereget melihat sepak terjang Bupati yang sudah hampir genap setengah tidak menunjukan Ketegasan dalam memimpin untuk mewujudkan Visi , Misi dan Program nya . Tak sedikit riak di medsos bahkan ada yang turun ke jalan berteriak menuntut Bupati untuk segera menjalankan kekuasaan dan kebijakan nya seperti yang di lakukan Oleh Ketua Partai Prima dan 23 Simpul Relawan Garut yang menuntut untuk segera melakukan Reformasi Birokrasi namun hingga hari ini belum ada tanda tanda harapan bagi mereka.
Jangankan berbicara tentang janji politik yang dahulu dielu-elukan saat masa kampanye, produk hukum daerah pun belum menunjukkan arah pembaruan. Rotasi dan mutasi pejabat struktural, yang seharusnya menjadi langkah awal dalam membentuk tim kerja yang solid dan profesional, justru berlangsung sangat landai, lambat, bahkan terkesan tanpa arah dan pendirian Ujar Ketu Umum GPMB Rofi Taufik Nugraha dalam Konferensi Pers
Lebih lanjut Rofi merasa Ironis kepada Bupati Garut lebih sering terlihat melakukan kunjungan ke berbagai tempat, hadir di sana-sini, namun tidak jelas apa hasil konkret dari setiap kunjungan tersebut. Tidak ada kebijakan turunan yang menggambarkan bahwa hasil kunjungan tersebut diolah menjadi solusi, program strategis, ataupun inovasi dalam pembangunan daerah. Kunjungan tanpa arah, tanpa evaluasi, dan tanpa implementasi hanyalah seremoni tanpa substansi.
Lebih memprihatinkan lagi, ketika tampil di ruang publik, Bupati Garut justru menyampaikan keluhan bahwa dirinya belum memiliki kewenangan dalam pengelolaan anggaran karena dianggap masih menggunakan anggaran hasil perencanaan Pj Bupati sebelumnya (Januari–Juli). Pernyataan seperti ini sangat tidak pantas disampaikan oleh seorang kepala daerah. Sejatinya, seorang bupati harus paham betul tentang tugas, fungsi, dan kewenangannya, serta mampu mengambil alih tanggung jawab penuh sejak hari pertama menjabat. Bukan malah menyalahkan warisan kebijakan atau meratapi kondisi anggaran, tetapi bagaimana menghadirkan solusi dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Garut membutuhkan pemimpin yang berani mengambil sikap, bukan sekadar menunggu atau mengikuti arus. Ketegasan seorang kepala daerah adalah fondasi dari keberhasilan pembangunan, pemerintahan yang bersih, dan pelayanan masyarakat yang optimal.
Melihat realitas Kepemimpinan Pasangan Bupati Syakur putri ini saya Selaku Ketua Umum GPMB
Kami meminta kepada Bupati Garut:
1. Segera lakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja OPD dan pejabat struktural, ambil langkah tegas terhadap yang tidak bekerja maksimal.
2. Wujudkan janji-janji politik yang telah disampaikan kepada rakyat, jangan biarkan kepercayaan publik memudar.
3. Tegakkan kepemimpinan yang konsisten, tegas, dan punya arah jelas, karena ini menyangkut nasib jutaan masyarakat Garut yang menaruh harapan pada pundak kepemimpinan Bupati.
4. Berhenti menyalahkan masa lalu dan warisan kebijakan, fokuslah untuk membuktikan kapasitas sebagai kepala daerah yang hadir membawa solusi, bukan keluhan.
Kami percaya, jika Bupati Garut bisa keluar dari zona nyaman dan berani memimpin dengan prinsip dan keberanian, Garut bisa bangkit dan berlari lebih cepat. Tetapi jika sikap ragu dan pasif terus dipelihara, maka lima tahun ke depan hanya akan jadi cerita tentang peluang yang disia-siakan.
Garut menunggu gebrakan. Garut menanti ketegasan. Dan rakyat menagih janji.