Liputan Rakyat Indonesia// Garut – Langit Kelam hiasi Aura Resepsi perpernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina – Maula Akbar Korban berjatuhan dari yang pingsan hingga yang meninggal menurut sumber informasi awak media dilapangan Korban Meninggal sudah mencapai 4 orang namun belum ada Realease Data Resmi dari pihak EO maupun dari Shohibul Hajat Kedua Mempelai.
Hal ini langsung mendapat sorotan tajam dari Ketua PTKP HMI Garut Menyatakan ” Alih-alih menjadi “pesta rakyat”, hajatan mewah pasangan Putri Karlina Wakil Bupati Garut, dan putra Gubernur Jawa Barat berubah menjadi pesta maut. Beberapa warga meninggal dunia, puluhan lainnya pingsan akibat berebut makanan gratis yang dikemas dalam acara pencitraan “pesta rakyat”. Ujarnya
Lebih lanjut .Respi mengungkapkan Korban meninggal dan luka-luka akibat berebut sembako/makanan gratis menunjukkan tidak adanya manajemen acara yang layak, apalagi untuk kerumunan besar.
Ini adalah kelalaian yang tak bisa ditolerir, apalagi dilakukan oleh keluarga pejabat publik yang mestinya menjamin keselamatan rakyat.
❗HENTIKAN PEMBODOHAN ATAS NAMA RAKYAT!
Kami menilai istilah “pesta rakyat” hanyalah kamuflase untuk pesta elite politik. Masyarakat dijadikan tameng demi pencitraan kekuasaan.
Di tengah kemiskinan, bencana, dan pengangguran, pemaksaan pesta besar-besaran adalah bentuk keangkuhan kekuasaan dan penghinaan terhadap empati sosial.
Oleh karena itu kami menyatakan sikap :
1. Usut Tuntas Secara Hukum
Segera laporkan dan proses hukum penyelenggara, termasuk Putri Karlina dan pihak panitia, atas kelalaian yang menyebabkan kematian (Pasal 359 KUHP).
Kami mendesak tidak ada intervensi atau perlindungan hukum dari pihak manapun – termasuk pejabat daerah atau partai politik.
2. Copot & Mundurkan Pejabat Terkait
Bupati Garut, Wakil Bupati, serta pihak keluarga Gubernur Jabar yang terlibat diminta mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Pejabat yang membiarkan ini terjadi tak pantas memimpin rakyat.
3. Stop Komodifikasi Kemiskinan
Menjadikan rakyat berebut makanan demi pencitraan adalah eksploitasi kemiskinan. Ini bukan solidaritas, tapi penghinaan sistematis.
4. Panggil Panitia, Evaluasi Dana dan Prosedur
Selanjutnya Respi minta untuk d Audit semua alokasi dana, izin keramaian, dan prosedur keamanan. Bila ada dana publik yang digunakan, maka ini berpotensi masuk ke ranah penyalahgunaan wewenang dan korupsi dan PTKP HMI Cabang Garut akan terus bersuara lantang: “Jangan biarkan nyawa rakyat jadi tumbal pesta elite!”
Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, mahasiswa, dan LSM untuk bersatu menolak pembodohan massal dan menuntut keadilan bagi korban dan kami akan terjun langsung mengadvokasi dan mengawal atas tragedi kemanusiaan ini. Ungkapnya dan di akhiri dengan mengungkapkan Slogan :
Garut tidak butuh pesta mewah. Garut butuh keadilan dan empati!
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat! Hukum Harus Tegak!